Rabu, 09 Desember 2009

Dosa Iblis L.A. vs Dosa Adam A.S.

واذ قلنا للملائكة اسجدوا لادم فسجدوا الا ابليس ابى واستكبر وكان من الكافرين ( 34)

Barangsiapa yang motifasi dan solusinya
dalam melakukan pelanggaran seperti adam
"Dan renungkanlah) ketika Kami berfirman kepada malaikat: Bersujudlah kamu kepada Adam. Maka sujudlah mereka. Tetapi iblis enggan dan angkuh dan adalah ia termasuk golongan kafir".

Ayat ke 24 surah al-Baqarah ini selain menegaskan perbedaan dalam menyikapi perintah Allah antara Iblis dan Malaikat (Tafsir al-baqarah ;34 Part.1), juga menggambarkan perbedaan pelanggaran terhadap perintah Allah antara Iblis dan Adam.
Jika melihat konteks pelanggarannya, pada dasarnya Iblis dan Adam sama-sama melakukan pelanggaran terhadap perintah Allah. Iblis melanggar dengan tidak mau bersujud kepada Adam, sedang Adam melanggar dengan mendekati pohon terlarang. Namun jika ditelaah lebih dalam, motivasi (dorongan) yang melatar belakangi dan solusi (upaya penyelesaian) yang dilakukan oleh keduanya, sangatlah berbeda. Karena itu sangsi yang diterimanya pun berbeda. Iblis secara hina diusir dari surga 'qala fakhruj minha' (Allah berfirman: Keluarlah dari surga) dan mendapat kutukan selama-lamanya (laknat) 'fainnaka rajiim wa inna 'alaikal la'nata ila yaumid-din' (Sesungguhnya kamu terkutuk dan kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat) . Sedang Adam secara hormat diturunkan dari surga 'ihbitha minha jami'a' (Turunlah kamu berdua bersama-sama) tetapi pada akhirnya diterima kembali dan mendapatkan kasih sayang Ilahi 'fataba 'alaih innahu huwat tawwabur rohim' (maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang).
Perbedaan motivasi dan solusi itu ialah:
Pertama; Iblis melakukan pelanggaran karena dorongan keangkuhan, bahkan bukan sekedar keangkuhan biasa tetapi keangkuhan yang luar biasa. Ini diisyaratkan dari kata 'istakbara' pada ayat diatas yang bermakna attazayud fil-kibr, dimana penambahan 'sin' dan 'ta' bukan berfaidah 'litthalab' melainkan 'lil-mubalaghah' (sebagaimana perbedaan kata 'istajaaba' dan kata 'ajaaba'). Sedang Adam melakukan pelanggaran karena dorongan syahwat (keinginan yang berlebihan) oleh sebab provokasi Iblis yang menggodanya dengan disertai sumpah segala bahwa Iblis bermaksud baik pada Adam 'hal adullukuma 'ala syajaratil khuld'. Karena itu al-quran mengisyaratkan dengan 'faazallahumas syaithan' ( lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan).
Kedua; Iblis -karena keangkuhanya- melakukan pelanggaran secara sengaja. Karena itu dalam ayat diatas redaksinya menggunakan kata 'abaa' yang berarti menolak atau enggan. Sedang Adam melakukan pelanggaran tidak sengaja melainkan lalai sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat 'wa laqad 'ahidna ila adama min qablu, fanasiya wa lam najid lahu 'azma' (dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa akan perintah itu dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat).
Ketiga; Iblis setelah melakukan pelanggaran malah membanggakan dirinya dengan menyebut 'ana khairum minhu' (aku lebih baik dibanding Adam) dan menyatakan alasan rasionya 'khalaqtani min-nar wa khalaqtahu min-thin' ( Engkau ciptakan aku dari api, dan Engkau ciptakan dia dari tanah). Sedang Adam mencela dirinya, melakukan upaya mu'atabah dan dengan rendah hati menyatakan 'rabbana dzalamna anfusana' ( Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri)
Keempat; Iblis setelah mendapat teguran atas pelanggarannya, justru menantang Allah dan menyatakan akan melakukan upaya balas dendam melalui pernyataannya 'fabima aghwaitani laaq'udanna lahum shirathaqal mustaqim' (karena Engkau telah menghukum saya telah tersesat, saya benar-benar akan menghalang-halangi mereka dari jalan yang lurus). Sedang Adam menyesali perbuatannya sebagaimana terungkap dalam lanjutan ayat tersebut 'wa inlam taghfirlana wa tarhamna lanakunanna minal khasirin' (dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang yang merugi)
Kelima; Iblis tidak punya niatan untuk bertaubat sebagaima ditegaskan dengan 'wakaana minal kafirin' (dan ia termasuk orang-orang kafir). Sedang Adam segera bertaubat sebagaima tersirat pada ayat 'fatalaqqa adama mir-rabbihi kalimatin fataaba 'alaih' (kemudiaan adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya maka Allah menerima taubatnya).
I'tibar yang bisa didapat dari ayat tersebut adalah, hendaknya kita berusaha untuk tidak melakukan pelanggaran. Andaikan kita belum mampu, upayakan pelanggaran apapun yang kita lakukan, janganlah sampai motivasi dan solusinya seperti yang dilakonkan oleh Iblis. Faman kaana haluhu mitsla hali adam qubilat taubatuhu, waman kaana haluhu mitsla hali iblis lam tuqbal taubatuhu ( Barangsiapa yang motifasi dan solusinya dalam melakukan pelanggaran seperti adam, maka akan diterima taubatnya. Sebaliknya barangsiapa yang motifasi dan solusinya dalam melakukan pelanggaran seperti iblis maka tidak akan diterima taubatnya). Naudzubillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar