Selasa, 06 Juli 2010

ISRAIL : HAMBA PILIHAN ALLAH

Tafsir al-Baqarah ayat 40 Part 1 

يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ

( البقرة : 40)

Artinya : “ Hai Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepada kamu, dan penuhilah janji kamu kepada-Ku niscaya Aku penuhi janji-Ku kepada kamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk)” ( al-Baqarah : 40)


Tema sentral surah al-Baqarah adalah ajakan beriman kepada al-Quran dan Nabi Muhammad saw. Keimanan kepada al-Quran secara manthuq terungkap ajakannya pada ayat ‘dzalikal kitabu la raiba fih’ (kitab ini tidak ada keraguan didalamnya). Sedang keimanan kepada Nabi Muhammad terbaca secara mafhum. Karena keimanan kepada Nabi Muhammad saw merupakan kelaziman (keniscayaan) bagi orang yang beriman kepada al-Quran. Selanjutnya manusia dalam merespon (menanggapi) ajakan ini terpilah menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok muttaqin (orang-orang yang bertakwa). Kelompok ini diuraikan pada 3 ayat, yaitu ayat 3 - 5. Kelompok kedua adalah kelompok kafirin (orang-orang yang kufur) yang teruai pada 2 ayat yakni ayat 6 – 7. Dan kelompok ketiga adalah kelompok munafiqin (orang-orang yang nifak). Kelompok ketiga ini terbagi dalam dua golongan yaitu golongan musyrikin (orang-orang yang syirik) dan golongan ahli kitab (orang-orang yang mempercayai salah satu nabi sebelum Nabi Muhammad saw dan yang percaya kepada kitab suci sebelum al-Quran). Golongan pertama dari kelompok ketiga ini telah dikemukakan dalam 13 ayat di permulaan surah yaitu ayat 8 – 20. Sedang golongan yang kedua (ahli kitab) dijelaskan dalam ayat ke 40 ini dan ayat-ayat seterusnya, dengan memfokuskan khitab (pembicaraan) kepada kaum Yahudi. Dipilihnya kaum Yahudi sebagai fokus khitab dalam menjelaskan golongan ahli kitab ini, sangat beralasan. Karena Yahudi adalah ahli kitab yang paling masyhur dibanding ahli kitab-ahli kitab lainnya. Kemasyhurannya disebabkan oleh demikian banyaknya anugerah (keutamaan) yang diberikan Allah kepada mereka. Keutamaan itu antara lain adalah : Banyaknya para nabi yang diutus dari kalangan mereka seperti Ya’qub as, Yusuf as, Ayyub as, Ilyasa’ as, Yusya’ as, Hizqil as, Samuel as, Dawud as, Sulaiaman as, Zakariyya as, Yahya as,  Musa as,dan lain-lain, (sampai-sampai mereka beranggapan bahwa manakala Allah berencana mengutus nabi, pasti dipilih dari kalangan mereka tidak mungkin dari kalangan lainnya),banyaknya kitab suci yang diturunkan kepada mereka, banyaknya keturunan mereka yang menjadi raja dan penguasa, meskipun sebelumnya mereka kebanyakan menjadi budak milik suku kibti yang hina, dan turunnya makanan dari surga yakni manna dan salwa, serta masih banyak lagi keutamaan-keutaman lainnya. Selain itu, mereka juga dikenal sebagai kaum yang banyak melakukan kejahatan dan kedzaliman sehingga mereka kerap mendapat sari’ul ‘iqab (siksa yang premature). Sampai-sampai mereka diletakkan pada ranking satu dalam daftar black list (catatan hitam kejahatan) umat manusia. Betapa tidak dalam sejarah tercatat, mereka pernah dalam satu hari membunuh 43 orang nabi dan 112 orang shalih. Maka tidak heran apabila al-Quran memberikan porsi yang sangat besar dalam menuturkan kisah-kisah menyangkut kaum Yahudi ini.

Khitab kepada mereka diawali dengan nida (seruan) menggunakan kata ‘ya bani Israil’ (wahai anak keturunan Israil). Siapakah Israil ? dan mengapa seruan itu menggunakan ‘ya bani Israil’ tidak menggunakan ‘ya yahud’ ?
Israil adalah laqob (nama gelar) Ya’qub as putra Ishaq as putra Ibrahim as. Dari Ya’qub as inilah cikal bakal kaum Yahudi sebenarnya. Karena Ya’qub as memiliki salah satu putra yang bernama Yahudza dari salah seorang istrinya Laya, yang kemudian  anak keturunan selanjutnya (generasi berikutnya) dinisbahkan (dibangsakan) kepadanya. Kata ‘israil’ adalah kata majemuk yakni gabungan dua kata yang menyatakan makna khusus. Dua kata itu adalah kata ‘isra’ dan kata ‘il’. Kata ‘isra’ bermakna ‘abdun mushtafa aw mukhtar’ yang artinya hamba pilihan. Sedang ‘il’ adalah sebutan lain ‘Allah’ dalam bahasa ibrani. Maka makna israil adalah hamba pilihan Allah. Lantas mengapa Ya’qub as digelari sebagai hamba pilihan Allah ?. Seorang Mufassir memberikan alasan :
ِلأَنَّهُ أُبْتُلِيَ مِنَ اللهِ بَلاَءً كَبِيْرًا اِسْتَحَقَّ بِهِ أَنْ يَكُوْنَ صَفِيًّا لِلّهِ
“ Karena Ya’qub as mendapat ujian yang besar dari Allah, dan menghadapinya dengan penuh kesabaran sehingga patut baginya disebut orang pilihan “.

Bagaimanakah kesabaran Ya’qub as ? Kesabaran  Ya’qub as dapat ditemukan dari  fragmentasi yang dilakukan ketika dia kehilangan putra kesayangannya Yusuf as, yang secara sengaja diperdaya oleh saudara-saudaranya dengan dilemparkan ke sumur tua. Kemudian mereka datang bersandiwara menceritakan bahwa Yusuf as diterkam serigala dengan mengajukan bukti palsu berupa baju Yusuf as yang berlumuran darah. Dan mereka  mengatakan bahwa darah itu adalah sisa-sisa darah Yusuf as, padahal yang sebenarnya adalah darah binatang yang mereka sembelih lalu mereka lumur-lumurkan. Logika Ya’qub as tidak dapat membenarkannya, mengingat baju itu sedikitpun tidak terkoyak. Dengan sabar dan ridha Ya’qub as berkata : “Kenyataan yang terjadi bukan seperti yang kalian sampaiakan. Bagaimana mungkin dia diterkam serigala sedang pakaiannya tidak koyak ? Aku tidak tahu persis apa yang kalian perbuat, tetapi pasti ini adalah sesuatu yang buruk”. Lanjutnya :
فَصَبْرٌ جَمِيلٌ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ
“Maka kesabaran yang baik itulah kesabaranku. Aku tidak akan mengadu kecuali kepada-Nya sambil menerima ketetapan-Nya. Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya tentang yang kamu ceritakan “ (QS.Yusuf :18)
Kesabaran serupa diperagakan kembali ketika petaka berikutnya menimpa. Yakni ketika Ya’qub as untuk kali kedua kembali kehilangan putranya Benyamin karena ditahan penguasa Mesir karena tuduhan pencurian. Lagi-lagi  Ya’qub as sedikitpun tidak mengeluhkan keadaan malah sebaliknya menunjukkan keridhaan terhadap apa yang Allah taqdirkan. Menyikapi peristiwa ini ia belajar:
فَصَبْرٌ جَمِيلٌ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَنِي بِهِمْ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
“ Maka kesabaran yang baik itulah kesabaranku. Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya (Benyamin juga Yusuf) kepadaku. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana “
(QS.Yusuf :83)
Dan pada puncaknya kesabaran dan ketabahan Ya’qub as digambarkan lewat wasiat (pesan tulus) kepada putra-putranya untuk senantiasa memegang teguh agama/ tuntunan Allah,tidak berpaling mengikuti tuntunan lain, betapapun penderitaan hidup senantiasa datang menerpa, betapapun sengsara dan duka lara kerap membalut sukma . Wasiat itu dapat dibaca pada firman:
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ  ( البقرة : 132)
Arti  wasiat Ya’qub diatas kurang lebih demikian: Anak-anaku… Janganlah kamu meninggalkan agama/ tuntunan yang Allah telah pilihkan,  walau sesaatpun, dalam situasi dan kondisi apapun. Dengan demikian, kapanpun saatnya kematian datang, kamu semua tetap menganutnya. Kematian tidak dapat diduga datangnya. Jika kamu melepaskan ajaran ini dalam salah satu detik hidupmu, maka jangan sampai pada detik itu kematian datang merenggut nyawamu, sehingga kamu mati tidak dalam keadaan berserah diri. Karena itu, jangan sampai ada saat dalam hidup kamu yang tidak disertai tuntunan Allah ini.   
Demikianlah kesabaran menghantarkan Ya’qub as menjadi hamba pilihan, hingga disebut Israil dalam firman. Dan benarlah apa yang Rasulullah saw sabdakan :    
إذَا أَحَبَّ اللهُ عَبْدًا ابْتَلاَهُ ، فَِإنْ صَبَرَ اِجْتَبَاهُ ، وَإِنْ رَضِيَ اِصْطَفَاهُ
“ Apabila Allah mencintai seorang hamba,maka ia akan diuji. Jika sabar, ia akan terseleksi .Dan jika ridha, ia akan terpilih 
Wallahu ‘alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar